Semangat Sumpah Pemuda, PLN Peduli Sulap FABA Jadi Rumah Edukasi dan Pusat Kuliner Ramah Lingkungan di Pekanbaru

SumberNews, Pekanbaru — Semangat kebersamaan, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat mewarnai peringatan Hari Sumpah Pemuda sekaligus Hari Listrik Nasional ke-80, yang digelar PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah (UIP Sumbagteng). Dalam momentum ini, PLN menunjukkan kepedulian nyata terhadap lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat melalui program “Optimalisasi Limbah FABA untuk Pembangunan Rumah Edukasi dan Pusat Kuliner Berkelanjutan”.

Program ini mengubah limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), yang selama ini dikenal sebagai sisa pembakaran batu bara dari proses pembangkitan listrik menjadi bahan bangunan ramah lingkungan. Material ini kemudian digunakan untuk mendirikan Rumah Edukasi dan Pusat Kuliner Berkelanjutan di Pekanbaru. Inisiatif ini menjadi langkah nyata PLN dalam mendukung ekonomi hijau, mendorong pemberdayaan masyarakat, dan memperkuat transisi energi bersih di Indonesia.

Rumah Edukasi dirancang sebagai sarana belajar masyarakat untuk memahami pengelolaan limbah, ekonomi sirkular, serta praktik keberlanjutan di tingkat lokal. Dengan hadirnya Rumah Edukasi, masyarakat dapat mengenal teknologi pengolahan limbah, mempelajari keterampilan baru, dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan.

Sementara itu, Pusat Kuliner Berkelanjutan menjadi ruang bagi pelaku UMKM kuliner lokal untuk mengembangkan produk khas daerah, meningkatkan nilai tambah hasil produksi, memperkuat ekonomi kreatif, dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, program ini secara langsung berkontribusi pada SDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, mendorong penciptaan pekerjaan produktif, peningkatan pendapatan masyarakat, serta pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal.

Serah terima program TJSL ini dilaksanakan di Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru. Acara dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Manager PLN UPP Sumbagteng 1, Edy Roy Antonius Sidabutar, Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Pekanbaru, Camat Tuah Madani, Lurah Air Putih, serta masyarakat sekitar lokasi program.

Dalam sambutannya, Edy Roy Antonius Sidabutar menekankan bahwa pemanfaatan FABA menjadi bahan bangunan bukan sekadar pengelolaan limbah, tetapi juga inovasi sosial untuk memperkuat kemandirian masyarakat dan menciptakan dampak ekonomi langsung.

“PLN berkomitmen menghadirkan solusi yang ramah lingkungan sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Limbah FABA diubah menjadi bahan bangunan yang kuat dan ramah lingkungan, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat energi bersih dari sisi sosial dan ekonomi,” ujar Edy.

General Manager PLN UIP Sumbagteng, Hendro Prasetyawan, menambahkan bahwa program TJSL ini merupakan bentuk nyata dari komitmen PLN untuk memberdayakan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

“Rumah Edukasi dan Pusat Kuliner Berkelanjutan bukan hanya membangun fasilitas fisik, tetapi juga menumbuhkan keterampilan, membuka peluang usaha, dan memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat. Program ini sejalan dengan SDGs 8, menciptakan pekerjaan layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal. PLN ingin memastikan setiap program TJSL berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan secara berkesinambungan,” jelas Hendro.

Kehadiran program ini mendapat sambutan positif dari Pemerintah Kota Pekanbaru. Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Dr. H. Idrus, S.Ag., M.Ag., menekankan bahwa Pusat Kuliner Berkelanjutan menjadi wadah pemberdayaan masyarakat, sekaligus memperkuat ekonomi kreatif berbasis lokal.

“Ini bukan sekadar tempat kuliner, tetapi ruang untuk inovasi UMKM, pendampingan usaha, dan penguatan kapasitas masyarakat agar dapat bersaing di pasar. Inisiatif PLN sejalan dengan misi kami memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal,” ujar Idrus.

Salah satu pelaku UMKM, Firman Edi, pemilik usaha Jamur Betuah, mengungkapkan manfaat nyata dari program ini.

“Dulu kami tidak pernah terpikir limbah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sekarang, dari FABA berdiri tempat usaha yang bisa kami gunakan untuk berwirausaha dan berbagi ilmu. Ini membuka peluang besar bagi UMKM untuk tumbuh dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Firman.

Selain menyediakan ruang usaha, PLN juga memberikan pendampingan dan pelatihan kepada UMKM lokal terkait manajemen usaha, pengemasan produk, strategi pemasaran, dan inovasi produk, sehingga pelaku usaha lebih siap menghadapi tantangan pasar.

Melalui program TJSL ini, PLN UIP Sumbagteng membuktikan bahwa pengelolaan limbah dapat menjadi motor penggerak ekonomi hijau yang inklusif, serta menjadi sarana pemberdayaan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja. Rumah Edukasi dan Pusat Kuliner Berkelanjutan ini diharapkan menjadi contoh praktik ekonomi sirkular di tingkat daerah, sekaligus memperkuat semangat transisi energi bersih yang tengah dijalankan PLN di seluruh Indonesia.

Dengan hadirnya program ini, PLN kembali menunjukkan bahwa pembangunan kelistrikan tidak hanya menghadirkan listrik, tetapi juga menerangi kehidupan masyarakat melalui inovasi sosial, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan.(*)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY